Nasional

Presiden Setujui Usulan Gubernur Sulut Terkait Penambahan Lahan Perkebunan Bagi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

BOLMORA.COM, SULUT – Kapasitas Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, dalam melakukan lobi untuk kepentingan masyarakat di kanca nasional tidak diragukan.

Terbaru, gubernur periode kedua pilihan masyarakat Sulut ini berhasil meyakinkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) terkait penambahan lahan perkebunan seluas satu hektare per keluarga bagi masyarakat terdampak erupsi Gunung Pulau Ruang di Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara.

Presiden Jokowi menyetujui usulan Gubernur Olly Dondokambey, dengan penambahan lahan pertanian yang akan dijadikan wilayah relokasi sebanyak 301 kepala keluarga asal Pulau Ruang.

Terpantau pada Jumat (3/5/2024) siang tadi, melalui video conference Gubernur Olly menjelaskan kepada Presiden Jokowi bahwa dampak erupsi Gunung Ruang telah mengakibatkan sebanyak 833 jiwa di Pulau Ruang yang mendiami dua desa, yakni Laing Patehi dan Pumpente harus dievakuasi.

Erupsi yang terjadi pada tanggal 17 April 2024 dan 30 April 2024, mengakibatkan Desa Laing Patehi dan Pumpente porak-poranda, sehingga dikategorikan tidak layak dihuni kembali. Apalagi posisi pemukiman warga tepat di bawah kaki Gunung Ruang.

“Karena selain semua rumah mereka rusak, kebun mereka juga habis pak, kalau bisa ada tambahan lahan perkebunan bagi 301 keluarga ini,” ucap Olly, kepada Presiden Jokowi via video conference.

Tanpa pertimbangan, Jokowi segera menyetujui permohonan Olly. Kata dia, penambahan lahan satu hektare per kepala keluarga adalah kebutuhan paling mendasar untuk memulihkan perekonomian mereka.

“Bisa jadi apa yang disampaikan gubernur saya kira setuju ada tambahan lahan untuk pertanian atau perkebunan. Saya kira ini penting sekali berkaitan dengan kegiatan dan pekerjaan mereka,” kata Jokowi.

Sebelumnya pada Jumat (3/5/2024) pagi, Olly bersama pihak BNPB RI dan Forkopimda Sulawesi Utara meninjau langsung posko terpadu yang berlokasi di Desa Apeng Sala, Kecamatan Tagulandang.

Sebanyak 156 jiwa yang terbagi Desa Laing Patehi 18 kk atau 57 jiwa dan Desa Paumpente 36 kk atau 99 jiwa, masih bertahan di lokasi posko terpadu buatan pemerintah tersebut.

Di hadapan para pengungsi asal Pulau Ruang Olly mengatakan bakal mengusulkan lahan pertanian di lokasi relokasi nanti.

“Sapa tahu pemerintah setuju ngoni lagi dapa tanah ba kobong (siapa tahu pemerintah setuju ngoni lagi dapat tanah untuk berkebun),” katanya.

“Tapi gubernur blum mo janji ini, baru mo bicara deng presiden kalo dorang pe kalapa so angus samua di sana, kalaupun dorang mo pindah dapa tanah deng kobong. Itu tu tujuan pinda di sana. Lumayan satu keluarga dapa satu hektar (tapi gubernur belum janji, baru akan bicara dengan presiden kalau kelapa kalian sudah hangus semua di sana, kalaupun mereka pindah dapat tanah dan kebun. Itu tujuan pindah ke sana. Lumayan satu keluarga dapat satu hektar,” sambungnya.

Terkait lokasi relokasi di dua wilayah, beber Olly, pemerintah juga memastikan agar para pengungsi nyaman serta betah sebagaimana kehidupan mereka di Pulau Ruang.

Hal ini akan disesuaikan dengan kultur, budaya masyarakat Kabupaten Kepulauan Sitaro. Kemudian mata pencaharian warga yang telah terbiasa bertani maupun melaut.

“Kita pilih di pinggir laut, supaya budaya tidak hilang. Satu di Likupang, satu di Tutuyan Bolsel, Dumagin Bolsel. Kalau boleh dalam dua hari ini seluruh  yang dari Gunung Ruang pergi ke lokasi pengungsian di Manado, dari bitung, satu lokasi supaya pendataan lebih gampang,” bebernya.

(*/Redaksi)

Editor

Berita yang masuk dari semua Biro akan di Edit terlebih dahulu oleh Tim Editor Media Bolmora.com kemudian di publish.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button