200.000 Orang Meninggal Akibat Virus Corona, Angka Tertinggi di Amerika Serikat

0
200.000 Orang Meninggal Akibat Virus Corona, Angka Tertinggi di Amerika Serikat
Gambar istimewa pemakaman jenazah terkonfirmasi Covid-19

BOLMORA.COM, INTERNASIONAL – Amerika Serikat (AS) menjadi negara menyumbang angka kematian tertinggi kasus Covid-19 atau virus corona.

Dilansir dari BBC, Minggu (26/4/2020), di Amerika Serikat jumlah angka kematian sebanyak 54.160 kasus (1.967 kasus kematian baru).

Sebagimana diketahui, saat ini terdapat lebih dari 2,8 juta kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di seluruh dunia, sejak virus ini teridentifikasi pada akhir tahun 2019 lalu. Dari total tersebut, terhitung lebih dari 200.000 orang meninggal akibat virus SARS-CoV-2.

Media pemerintah China melaporkan kematian pertama terkait dengan virus corona jenis baru ini, pada 11 Januari 2020, dan sejauh ini sudah lebih dari 210 negara dan wilayah telah melaporkan adanya kasus positif Covid-19.

Data yang ada menunjukkan bahwa lima negara telah melaporkan jumlah kematian di atas 20.000 jiwa, meskipun cara kematian dihitung sangat bervariasi.

Tiga negara, masing-masing AS, Italia dan Spanyol merupakan tiga besar negara dengan kematian tertinggi selama wabah Covid-19, yang terjadi hingga saat ini.

Pada Sabtu (25/4/2020), Departemen Kesehatan Inggris mengumumkan bahwa jumlah kasus kematian tercatat lebih dari 20.000 kasus.

Menteri Dalam Negeri Priti Patel, menggambarkan ini sebagai tonggak sejarah yang tragis dan mengerikan.

Perancis, yang memasukkan kematian di panti jompo dalam statistik perhitungannya mengatakan bahwa jumlah korban virus ini meningkat 369 kasus pada Sabtu (25/4/2020).

Terdapat 22.614 kasus kematian di Perancis sejak awal Maret. Namun pejabat kesehatan mengatakan tingkat kematian di rumah sakit menurun dan jumlah orang dalam perawatan intensif turut menurun selama tujuh belas hari berturut-turut.

Sedangkan, Gubernur negara bagian New York Andrew Cuomo menyampaikan bahwa apotek independen akan diizinkan melakukan tes Covid-19. Skrining antibodi di empat rumah sakit juga akan diperbanyak.

New York menjadi wilayah dengan dampak terparah selama pandemi. Tercatat lebih dari 16.000 kasus kematian terjadi di wilayah ini.

Peningkatan kasus

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pasien yang telah pulih dari virus kemungkinan tidak dilindungi terhadap infeksi ulang.

WHO menyoroti tren peningkatan kasus Covid-19 di Afrika, Eropa Timur, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan, sementara sebagian besar epidemi di Eropa Barat tampak stabil atau menurun.

Sedangkan, bagi sejumlah negara, penyakit baru saja dimulai.

“Dan beberapa negara yang terkena dampak awal pandemu sekarang mulai melihat kebangkitan kasus,” kata dia.

Salah satu negara yang mengalami peningkatan adalah Singapura.

Negara ini awalnya dipuji karena keberhasilannya dalam menekan penyebaran virus. Namun, setelah itu terlihat lonjakan infeksi terkait dengan tempat kerja industri dan asrama pekerja yang penuh sesak.

Di negara Asia lainnya, pemerintah China melaporkan tidak ada kematian baru selama sepuluh hari berturut-turut.

Semntara Korea Selatan telah mengalami dua harinya tanpa kasus kematian.

Sulit membandingkan antar negara

Para ahli statistik telah memperingatkan bahwa jumlah korban yang dilaporkan mungkin tidak selalu memberikan gambaran lengkap mengenai epidemi suatu negara.

AS telah mencatatkan kematian akibat virus SARS-CoV-2 terbanyak, tapi juga mempunyai populasi yang jauh lebih besar daripada negara lainnya.

Dengan 330 juta orang, populasinya melebihi jumlah total orang yang tinggal di lima negara terbesar di Eropa Barat, yaitu Inggris, Jerman, Perancis, Italia dan Spanyol.

Banyak negara Eorpa telah melaporkan lebih banyak kematian per kepala populasi daripada AS, di mana Eropa secara keseluruhan telah melaporkan lebih banyak kasus kematian secara keseluruhan.

Tingkat kematian juga tergantung pada siapa yang dihitung.

Beberapa negara memasukkan kematian yang dirawat di rumah dalam datanya untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap.

Sedangkan, negara lain hanya menghitung kasus kematian di rumah sakit di mana Covid-19 telah dikonfirmasi.

Belgia melaporkan 6.917 kasus kematian dalam populasinya yang mencapai 11,4 juta.

Lebih dari setengah kematian yang terjadi di panti jompo dan sebagian besar didasarkan pada kasus yang diduga, sehingga membuat data negara tersebut terlihat jauh lebih buruk.

Sumber: Kompas.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini