BOLMORA.COM, BOLTIM – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) Jumat, (25/11/22) Pemerintah Bolaang Mongondow Timur (Boltim) gelar upacara.
Upacara yang digelar di halaman Kantor Bupati Boltim itu, di pimpin langsung oleh Bupati Sam Sachrul Mamonto selaku inspektur.
Bupati Sam Sachrul Mamonto pun membacakan amanat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Dimana, dalam amanatnya Nadiem mengungkapkan bahwa, guru di seluruh Indonesia menangis melihat murid mereka semakin hari semakin bosan, kesepian dan kehilangan disiplin.

Tidak hanya tekanan psikologis karena pembelajaran jarak jauh, banyak guru mengalami tekanan ekonomi untuk memperjuangkan keluarga mereka agar bisa makan dan sejahtera.
Sangatlah wajar jika dalam situasi ini banyak guru yang termotivasi, tapi ternyata ada fenomena yang tidak terkira saat saya menginap di rumah guru honorer di Lombok Tengah.
“Saat saya menginap di rumah guru penggerak di Yogyakarta, Saya bersama Santri di Pesantren Jawa Timur sama sekali tidak mendengar kata putus asa dari para guru,” ungkap Sachrul saat membacakan amanat dari Nadiem.
Lanjut Sachrul, karena itulah saya tidak akan menyerah untuk memperjuangkan merdeka belajar demi kehidupan dan masa depan guru se Indonesia yang lebih baik.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh guru se Nusantara atas ketangguhan dan pengorbanan mereka. Merdeka belajar ini sekarang milik anda. Milik para guru hebat. Salam merdeka belajar,” ujar Sachrul lagi ketika membacakan amanat dari Mendikbudristek.
Di tengah berjalannya upacara, terlihat Bupati Sam Sachrul Mamonto meneteskan air mata saat sedang menyanyikan lagu “Terima Kasih Guruku”.
“Saat lagu terima kasih guruku sedang dilantunkan saya sangat terharu sampai meneteskan air mata, itu karena teringat perjuangan seorang guru, salah satunya adalah guru saya,” kata Sachrul.
Menurut Sachrul, kesuksesannya saat ini menjadi seorang pemimpin di Daerah Boltim tidak lepas dari peran penting dan didikan dari seorang guru.

“Jika tidak ada guru, sejarah Indonesia mungkin akan berbeda saat ini. Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya peran guru sebagai pendidik yang paling utama,” imbuh Sachrul.
Lanjut Sachrul, maka sangat pantas jika seorang guru disematkan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Di penghujung upacara HUT PGRI dan HGN itu, Bupati juga berkesempatan menyerahkan tali asih jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boltim berupa bantuan sembako kepada orang tua siswa kurang mampu.
Dimana, donasi ini merupakan inisiatif guru-guru tingkat PAUD, SD dan SMP se Kabupaten Boltim.
(Advetorial)