Unik, Motor Vespa PX Menggunakan Mesin Honda Beat 2014
BOLMORA.COM, OTOMOTIF – Unik, motor Vespa PX tahun 1980 dimodifikasi dengan mesin Honda Beat tahun 2014.
Modifikasi tersebut dilakukan oleh seorang pemuda asal Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat, yakni Fain Clasiko.
Fain bisa dibilang memiliki keahlian yang unik, karena Dirinya bisa membuat mesin motor rusak, sampai modifikasi sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada.
Hal itu bisa terlihat dari sebuah rangka dan bodi motor Vespa PX tahun 1980-an, yang Ia kombinasikan dengan mesin dari motor Honda Beat tahun 2014.
Alhasil, kerja kerasnya itu membuat motor hasil modifikasinya menjadi pusat perhatian di jalan.
Karena modifikasi yang dilakukan oleh Fain tersebut, bisa dibilang cukup unik dan baru pertama kali ada di Kotamobagu.
Untuk proses perakitan itu memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 1 tahun. Menurut Fain, kesulitan yang Ia alami selama mengerjakan Vespa bermesin Honda Beat ini, yaitu ketika mencari posisi untuk dudukan mesinnya.
“Hal itu yang sangat susah, soalnya harus dibongkar, dan untuk mencocokkan mesinnya supaya masuk di rangka Vespa tersebut. Dan itu perlu berpikir keras, sampai pada akhirnya hasilnya juga cukup memuaskan,” kata Fain, pria pemilik barbershop Clasiko.
Lanjut Fain menjelaskan, kalau hanya diperhatikan biasa, orang pasti mengira itu bawaan Vespa, tapi sebenarnya sudah saya modif semuanya.
“Tapi penantian yang begitu lama, membuahkan hasil yang sangat baik. Bahkan, sudah ada yang menawarnya,” kata Fain, Senin (16/1/23).
Katanya, waktu itu Dia posting foto motor tersebut ke media sosial facebook, dan ada banyak orang yang datang untuk melihat langsung, bahkan ada yang sudah menawarnya.
“Sudah ada yang menawar motor tersebut, tapi belum Saya kasih, karena Vespa bermesin Metic Honda Beat ini, bisa dibilang baru pertama kali ini ada di Kotamobagu,” jelasnya.
Sedangkan untuk nomor rangka dan mesin, menurutnya tidak diganti.
“Saya gunakan dokumen kendaraan motor ini, Honda Beat, bukan Vespa, nomor mesin dan nomor rangka,” tutupnya.
(Nisar Mokoginta)