Rubrik

URGENSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Penulis : Asni Pakaya

DALAM PROSES PENDIDIKAN terjadi interaksi antar individu manusia, yaitu antara peserta didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan yang lainnya.

Manusia berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang, tumbuhan dan benda-benda lainnya, karena manusia memiliki kondisi-kondisi psikologis yang terus mengalami perkembangan. Berkat kemampuan psikologis inilah manusia menjadi lebih maju, lebih banyak memiliki kecakapan, pengetahuan dan keterampilan.

Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan lingkungannya.

Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangan, latar belakang, sosial budaya, dan perbedaan pembawaan individu. Interaksi yang terjadi dalam dunia pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi pendidiknya.

Mengamati proses belajar mengajar yang ada di lembaga pendidikan dengan segala dinamika yang dimilikinya merupakan hal yang selalu menarik untuk dicermati.

Seorang pendidik dituntut untuk menjadi pendidik (Guru) yang baik di mata anak didik maupun masyarakat. Di era globalisasi ini, perkembangan yang terjadi di dalam kehidupan manusia lebih kompleks dan dinamis. Tidak hanya IPTEK yang berkembang secara pesat melainkan pula perkembangan pola pikir yang mengarah pada perubahan perilaku individu.

Dalam dunia pendidikan perubahan perilaku individu yang dimaksud salah satunya adalah perubahan perilaku yang terjadi pada siswa didik (murid). Anak jaman sekarang cenderung untuk ingin bebas tanpa ada tekanan, kekangan dan selalu ingin kemudahan, misalnya minat belajar kurang tapi ingin mendapat nilai yang bagus. Kaitannya dengan proses belajar mengajar, kondisi seperti ini merupakan tantangan bagi pendidik (guru) dalam menghadapi perilaku siswa seperti itu. Oleh sebab itu guru perlu dibekali ilmu Psikologi agar dapat bersikap bijaksana dan penuh pertimbangan dalam mengambil tindakan atau keputusan terhadap siswa di dalam proses belajar mengajar.

Menurut pendapat kami, aliran Holistik (Humanistik) yang paling tepat sebagai landasan dalam melakukan pendekatan terhadap anak didik karena didasari pada karakter psikologi Humanistik yang menempatkan manusia sebagai Homoludens yaitu bahwa manusia mempunyai keinginan atau sebagai makhluk yang aktif. Dengan menyadari bahwa manusia (siswa) mempunyai keinginan seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, ingin dicintai/disayangi, dihargai dan kebutuhan aktualisasi diri maka guru lebih manusiawi dalam memperlakukan mereka.

Sudah bukan jamannya lagi guru melemparkan penghapus/kapur ke anak didik yang ribut di kelas atau memukul tangan anak dengan penggaris jika kukunya panjang tapi lakukanlah pendekatan humanistik, ajak siswa berkomunikasi, tukar pikiran dan arahkan mereka untuk dapat berfikir jernih dan logis. Kami yakin apabila hal ini dilakukan, kedewasaan, sebagai tujuan akhir dari sebuah pendidikan dapat tercapai. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional Bab I pasal (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Undang-Undang No Tahun 2003).

Dalam hal ini tentu saja diperlukan pendidik yang profesional yang memiliki pengetahuan psikologi pendidikan dan ilmu pendidikan lainnya, dalam hal ini pendidik di sekolah-sekolah dasar dan menengah serta dosen-dosen di perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat Bab XI Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang tentang SISDIKNAS di atas.

Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya Pendidik yang sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntunan zaman dan kemajuan sains dan teknologi. Di antara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai pendidik (guru) dan calon pendidik adalah pengetahuan psikologi pendidikan yang erat kaitannya dengan anak didik dalam proses belajar mengajar dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini.

Dalam hubungannya dengan proses kegiatan belajar adalah alat-alat yang bersifat psio-psikis yang merupakan subsistem-subsistem yang sama lain berhubungan secara fungsional.
Dalam firman Allah ditegaskan sebagai berikut :
ﻭﺍﷲﺍﺨﺭﺠﻜﻡﻤﻥﺒﻁﻭﻥﺍﻤﻬﺎﺘﻜﻡﻻﺘﻌﻠﻤﻭﻥﺸﻴﺌﺎﻭﺠﻌﻝﻠﻜﻡﺍﻠﺴﻤﻊ ﻭﺍﻻﺒﺼﺎﺭﻭﺍﻻﻔﺌﺩﺓﻠﻌﻠﻜﻡﺘﺸﻜﺭﻭﻥ

Terjemahnya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.
Serta dalam surah Ali-Imran ayat 79 yakni sebagai berikut:

ﻤﺎﻜﺎﻥﻠﺒﺸﺭﺍﻥﻴﺅﺘﻴﻪﺍﷲﺍﻠﻜﺘﺎﺏﻭﺍﻠﺤﻜﻡﻭﺍﻠﻨﺒﻭﺓﺜﻡﻴﻘﻭﻝﻠﻠﻨﺎﺱ ﻜﻭﻨﻭﺍﺭﺒﺎﻨﻴﻥﺒﻤﺎﻜﻨﺘﻡﺘﻌﻠﻤﻭﻥﺍﻠﻜﺘﺎﺏﻭﺒﻤﺎﻜﻨﺘﻡﺘﺩﺭﺴﻭﻥ

Terjemahnya : “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia : “hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan kepada Allah.” Akan tetapi (Dia berkata : “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

Dalam ayat di atas sangat jelas bahwa Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang bertakwa yang dilahirkan dalam keadaan kosong tak berilmu pengetahuan. Akan tetapi Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat umat manusia itu sendiri Proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik terhadap anak didik kadang menemui kendala-kendala dilematis yang menyebabkan tidak tercapainya target pembelajaran. Pada sisi inilah seorang guru membutuhkan kemampuan ekstra guna melakukan eksplorasi terhadap seluruh anak didiknya.

(Penulis adalah Guru Pendidikan Agama Islam & budi Pekerti di SMA N 1 Limboto Kabupaten Gorontalo)

Gunady Mondo

Aktif sebagai jurnalis sejak tahun 2010 (Wartawan UKW UTAMA: 9971-PWI/WU/DP/XI/2021/21/10/79)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button