2 SKPD Dinilai Tak Maksimal Genjot PAD

BOLMORA, KOTAMOBAGU – Memasuki akhir tahun atau tutup buku tahun anggaran 2016, Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu melaksanakan evaluasi terkait pajak, realisasi anggaran dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di setiap desa/kelurahan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Dalam rapat evaluasi tersebut, ada beberapa SKPD yang dinilai tidak maksimal dan tidak inovatif dalam menggenjot PAD. Seperti Dinas Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan (DP4K), dari target Rp3.000.000 yang dibebankan, hanya mampu memberikan kelebihan Rp380.000. Padahal dari aspek pemasukan PAD rumah tempat potong hewan, dinilai dapat digenjot agar bisa memberikan lebih untuk PAD.
“Harusnya banyak inovasi lagi. Jangan hanya mentok diangka itu. Kenapa SKPD lain bisa memberikan lebih?,” kata Wali Kota Kotamobagu Ir. Hj. Tatong Bara, saat memimpin rapat evaluasi di rumah dinasnya, Rabu (28/12/2016).
Diketahui, dari keterangan dinas tersebut, 10 ekor hewan yang masuk per hari. Akan tetapi, dinas ini hanya mampu memberikan kelebihan Rp380.000.
Selain dinas pertanian, Dinas Tata Kota (Distakot). Dari target Rp960.933.000, dinas ini baru mampu memberikan kontribusi 66.16 persen atau Rp640.411.000. Termasuk retribusi alat pemadam, dari target Rp40.450.00, baru mampu memberikan pendapatan RpRp26.300.000.
“Yang membuat saya kecewa, karena tidak seimbang antara tunjangan dengan kontribusi yang diberikan untuk daerah,” cecar Tatong.
Meski demikian, wali kota mengaku jika ada sejumlah SKPD yang sudah capai target, bahkan over. Ada juga beberapa SKPD yang sudah di atas 100 persen. Antara lain, Dinas Kesehatan 104,90 persen, DesperindagKop-PM 110,13 persen dan KPTSP 135 persen.
Bagi para SKPD yang belum memenuhi target, sudah diberikan deadline waktu. Sebab, tinggal beberapa hari lagi akan tutup buku. Kendati demikian, wali kota mengaku optimis jika target PAD akan terealisasi.
“Saya optimis target PAD akan terealisasi,” cetusnya.
Dikethui, target PAD pada tahun anggaran 2016 ini sebesar Rp42.656.618.476. Sedangkan realiasi hingga 23 Desember baru mencapai Rp38.352.897.321 atau 89.91 persen.(me2t)