Oleh: Nurhidayati Yunus
ADANYA COVID 19 merupakan peristiwa yang tidak terlupakan sepanjang masa, pandemi membuat gaya hidup semua orang berubah. Pandemi ini memang memberikan pengaruh yang luar biasa khususnya dalam dunia pendidikan. Pembelajaran di sekolah harus terus dilaksanakan demi menjaga kesinambungan proses belajar mengajar. Bekerja dari rumah harus secara nyata dilakukan baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Era ‘paper based’ nampaknya akan segera beralih, digantikan oleh era baru, era digitalisasi. Beruntunglah bagi mereka yang sudah akrab dengan IT dalam melaksanakan pembelajaran daringnya. Sebaliknya, akan menjadi satu momok yang menakutkan bagi guru yang sama sekali jauh dari aplikasi teknologi.
Sinergi semua pihak sangat diperlukan agarpembelajaran ini berhasil. Pihak sekolah dan orang tua harus terus berkomunikasi dengan intens guna mengevaluasi segala kekurangan dan kendala yang timbul di tengah perjalanan pembelajaran daring ini Pergeseran teknologi telah terjadi secara besar-besaran. Selama hampir dua tahun ini, tercipta kebiasaan baru. Penyajian materi, daftar hadir, evaluasi, rapat, bahkan acara wisuda pun diselenggakaran dengan berbasis daring. Guru dituntut untuk mampu melaksanakan semua itu. Berbagai macam webinar dan pelatihan diselenggarakan dan diikuti. Pihak sekolah sudah sangat kooperatif dalam menyediakan fasilitas layanan daring ini. Menjadi suatu tantangan sendiri dimana Kebiasaan baru ini menuntut kita untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif. Di era milenial ini, pesera didik memiliki banyak harapan kepada guru, bahan ajar yang menarik salah satunya. Tak ayal lagi, banyak video pembelajaran yang telah diciptakan dan berintegrasi dengan youtube. Youtube dianggap sebagai salah satu media yang pas untuk saat ini karena peserta didik bisa dengan mudah mengaksesnya. Dari kita tidak pernah mengenal cara virtual dengan menggunakan Zoom meeting atau Google meet, kita diharuskan untuk melakukan kegiatan tersebut dalam hampir setiap harinya. Guru yang biasanya menggunakan teknologi, yang dianggap sudah canggih seperti menggunakan LCD (Infokus) ketika di sekolah, sekarang sudah tidak dapat dipakai lagi. Pergeseran adat, dan budaya membuat kita mencari jalan alternatif cara mengajar, sehingga transfer ilmu Coaching tetap berjalan dengan normal.
Teknologi selalu berkembang. Guru harus senantiasa mengikuti perkembangan teknologi. Kita harus dapat berinovasi mengikuti perkembangan yang ada. Guru yang pada mulanya hanya menggunanakan WhatsApp saja seperti kita menggunakan Handphone secara konvensional, sekarang kita dituntut untuk menjadi Play store. Handphone bukan hanya digunakan untuk chatting saja, tetapi kita harus menggunakan segala inovasi pembelajaran kita seperti yang terdapat pada Play store. Apalagi dalam pembelajaran daring ini kita harus menggunakan berbagai macam bentuk pembelajaran yang bisa diterima oleh peserta didik kita dengan baik. Kita dapat gunakan berbagai macam teknologi dan guru harus siap dengan perubahan, karena hidup adalah perubahan.
Seperti halnya di MAN 1 Kota Gorontalo, pemberlakuan PTMT (pembelajaran tatap muka terbatas) di masa pandemi ini mengharuskan guru untuk bertransformasi lagi dalam mempersiapkan pembelajaran termasuk apa saja media yang akan digunakan. Kondisi seperti ini membuat guru harus bekerja ekstra mempersiapkan pembelajaran tatap muka (luring) maupun jarak jauh (daring) yang pelaksanaannya bersamaan, dengan menggunakan bantuan berbagai media komunikasi diantaranya E-learning, Google Form, Zoom,G.Meet dan lain sebagainya. Karena tidak semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran tatap muka, terkendala layak tidak mendapatkan vaksin. Disinilah kreativitas guru sangat dibutuhkan utamanya menjaga situasi kelas yang berbeda tempat. Menghadapi tantangan pembelajaran dengan 2 kondisi berbeda seperti ini serta dituntut untuk dapat menciptakan interaksi pembelajaran, maka tidak mungkin tugas besar ini hanya tanggung jawab dari guru. Olehnya dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, serta koordinasi yang intens antara sekolah selaku penyelenggara pendidikan dengan pihak penjamin mutu pendidikan dan dukungan orang tua peserta didik, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Masa pandemi bukanlah masa degradasi pendidikan, tetapi kita harus senantiasa bergerak selangkah lebih maju mengupgrade ilmu (continous learning), jangan sampai tertinggal dengan yang lainnya. Tetap berinovasi dengan teknologi, dan harus siap dengan perubahan serta dapat memberikan pembelajaran yang lebih baik pada peserta didik. Semoga kita dapat menjalankan tugas mulia ini, sehingga menjadi garda terdepan di bidang pendidikan.(*)
Penulis adalah Guru MAN 1 Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo