Terbatasnya Komunikasi Dengan Turis Asing, Warga Desa Budo Minta Bantuan Polimdo Ajarkan Bahasa Inggris Dasar
“Dasar pelaksanaan kegiatan ini karena para pengelola seringkali mengalami kesulitan saat bertemu dengan para turis asing apalagi yang dari eropa, sehingga sering terjadi insiden berupa miskomunikasi dan menyebabkan para pengelola usaha merugi”

BOLMORA.COM, SULUT – Desa Budo tepatnya di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) Provinsi Sulawesi Utara tahun kemarin ditetapkan sebagai salah satu desa wisata.
Bahkan, desa yang menjadi asuhan Politeknik Negeri Manado, oleh Kementerian Pariwisata di Bawah Kepemimpinan Menteri Patiwisata Sandiaga Uno masuk 10 besar desa pariwisata.
Bukan hanya itu, beberapa kali desa yang menyajikan keindahan laut itu beberapa kali dikunjungi PBB.
Untuk itu, menjawab keinginan para turis asing kunjungi Desa Wisata tersebut, diperluhkan bekal komunikasi berbahasa inggris yang baik.
Warga Desa Budo pun sadar betul soal itu, dan meminta Polimdo memberikan pelajaran bahasa Inggris.
Polimdo antusias dengan permintaan warga dan mengajak Pelindo menggelar kegiatan pelatihan bahasa Inggris dasar.
Pelatihan bahasa Inggris ini di gelar sejak 19-20 Maret 2024 dan dikhususkan bagi para pemilik Homestay dan pengelola UMKM Kuliner. Pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada keluhan dari para pemilik usaha tersebut bilamana bertemu dengan wisatawan asing.
“Dasar pelaksanaan kegiatan ini karena para pengelola seringkali mengalami kesulitan saat bertemu dengan para turis asing apalagi yang dari eropa, sehingga sering terjadi insiden berupa miskomunikasi dan menyebabkan para pengelola usaha merugi”, ujar Benny Towoliu SE, M.Par, selaku penanggung jawab kegiatan ini.
Benny Towoliu pun menguraikan ada salah satu insiden dimana ada pengelola UMKM yang merugi dalam usahanya karena keterbatasan dalam berbahasa Inggris.
“Ada peserta yang mengaku pernah merugi ketika menjual minuman jenis Bir kepada dua orang turis asing. Bir yang harusnya dijual dengan harga Rp 50.000, tapi dibayar dengan harga Rp 15.000, hanya karena mereka sebagai penjual salah menyebutkan harga. Harusnya mereka menyebut fifty namun karena keterbatasan mereka menyebutnya fifteen”, ungkap Benny Towoliu.
Dalam pelatihan ini Polimdo mempercayakan dua dosennya yang dinilai expert dalam bidangnya yakni Dra. Diane O. Rondonuwu, MM dan Drs. Robert D. Towoliu, MSc, dimana kedua dosen tersebut bertugas sebagai trainer.
Benny Towoliu pun menyampaikan bahwa hasil dari pelatihan ini akan ada evaluasi selama satu minggu.
“Selama satu minggu kedepan pelatihan ini akan dievaluasi dan untuk interaksi trainer dan peserta akan terus dilanjutkan lewat grup WA, Basic Engglish UMKM Budo, karena sesudahnya para peserta akan mendapatkan sertifikat. Pemanfaatan grup WA ini pun akan terus berlanjut sebagai media komunikasi antara trainer dan peserta, tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab moral dari Polimdo terhadap Desa Budo sebagai salah satu desa binaan”, jelas Benny Towoliu yang juga merupakan Kepala Program Studi (Kaprodi) D4 Perhotelan Polimdo ini.
Sementara itu, Lisbet Lintogareng selaku Kepala Desa Budo mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pihak Polimdo dan juga BUMN Pelindo yang sudah mensuport kegiatan ini lewat program CSR.
“Saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang sudah melakukan kegiatan ini, saya mewakili warga Desa Budo sangat mengapresiasi kepada Pelindo lewat CSR yang diberikan, mereka senantiasa memberikan perhatian yang luar biasa terhadap Desa Budo karena ditahun sebelumnya sudah membantu membangun Gerbang Masuk Wisata Mangrove Budo serta dua homestay yang ada di pesisir pantai”, ungkap Lisbet Lintogareng.
Sebagai informasi selain kegiatan pelatihan bahasa Inggris dasar ini, ada juga beberapa kegiatan lain yang dipercayakan Pelindo kepada pihak Politeknik Negeri Manado (Polimdo) yakni :
1. Pelatihan pembuatan paket wisata
2. Pelatihan Hospitality
3. Pembuatan video promosi keindahan bawah laut spot diving Desa Budo
4. Pelatihan pengelolaan sampah dan pembibitan mangrove
5. Implementasi lampu lentera tenaga listrik air garam
6. Smart listrik yang berbasis ToT dilokasi hutan mangrove.
(*/Jane)