BOLMORA, BOLTIM – Sebanyak 27 anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) dikukuhkan oleh Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sehan Landjar.
Pengukuhan yang dilangsungkan di aula kantor bupati, Rabu (15/8/2018) tersebut, ditandai dengan pemasangan Kendit secara simbolis oleh bupati yang turut disaksikan Sekretaris Daerah (Sekkda) Muhammad Assagaf, dan jajaran pejabat di lingkungan Pemkab Boltim, pelatih serta para orang tua murid calon anggota Paskibraka.
27 putra putri terbaik Boltim itu akan mengemban tugas bersejarah sebagai pengibar bendera merah putih, pada puncak perayaan HUT ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang akan dipusatkan di lapangan Gogaluman Desa Tutuyan.
Dalam sambutannya bupati mengatakan, anggota Paskibraka bukan hanya sekadar pasukan pengibar bendera pada tanggal 17 agustus 2018, namun harus mampu menunjukan keteladanan sebagai pelajar berprestasi, disiplin, bermoral serta memiliki jiwa nasionalisme tinggi.
“Selamat atas terpilihnya kalian menjadi anggota Paskibraka Boltim tahun 2018. Saya yakin, kalian terpilih karena memiliki keistimewaan,” ujarnya.
Semua yang tergabung dalam anggota Paskibraka sudah sepatutnya berbangga, karena mendapat kepercayaan mengemban tugas mulia. Untuk itu, bupati dua periode ini berharap para anggota Paskibraka melaksanakan tugas sebaik-baiknya.
“Banyak yang ingin berada diposisi adik-adik sebagai pasukan pengibar bendera, tapi kesempatan dan pilihan telah jatuh ke tangan adik-adik sekalian. Maka, jadikan ini sebagai ajang unjuk kebolehan dan kemampuan bahwa putra putri Boltim mampu menjadi bagian dari generasi terbaik Indonesia,” imbuh Sehan.
Diketahui, para anggota Paskibraka itu direkrut dari sejumlah sekolah SMA/SMK sederajat yang ada di tujuh kecamatan se-Kabupaten Boltim. Dari 96 siswa yang terjaring, terpilih 29 siswa. Yang mana, dua di antaranya diutus mewakili Boltim sebagai anggota Paskibraka tingkat Provinsi Sulut. Para anggota paskibraka dilatih oleh unsur purna Paskibraka, unsur TNI dan unsur Polri sejak 28 Juli 2018, dan selama proses karantina dibina dengan pola displin mental, spiritual serta dibekali materi-materi kepemudaan dan kepaskibrakaan.
(ayax vay)
