Tingkatkan Produksi Kelapa di Sulut, Kementerian Pertanian Lewat BRMP Palma Pastikan Mampu Berkolaborasi dan Bersinergi dengan YSK-Victory

BOLMORA.COM, SULUT- Mengatasi produksi kelapa di Provinsi Sulawesi Utara, Kementerian Pertanian lewat Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Palma (BRMP PALMA) Sulut memastikan mampu bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi Sulut di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut, Mayjen TNI (Punr) Yulius Selvanus,SE dan Dr.Victor Mailangkay, SH.MH.
Ini disampaikan Kepala BRMP Palma Sulawesi Utara adalah Dr. Steivie Karouw, STP, M.Sc. Di kegiatan Focus Group Discussion (FGD) antara Pewarta DPRD Sulut, ir.Julius Jems Tuuk,Presiden Direktur LSM Petani Peternak NelayanAsosit,Kepala Dinas Perkebunan Ronald Sorongan, Asosiasi Petani Kelapa Provinsi Sulawesi Utara (Apeksu) dan Pelaku Usaha Kelapa Ir. Lucky Kiolol, MSi dari PT Royal Coconut yang dilaksanakan di Kebun Kelapa milik BRMP Palma Mapanget, Jumat (25/7/2025) sore.
“Kami siap berkolaborasi. Ini waktunya kerja bersama. Pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, hingga petani harus berada dalam satu barisan,” ujar Karouw.
Optimisme yang sama disampaikan Sekretaris Apeksu Sulut, Kadis Perkebunan, dan Kepala BRMP yang yakin di bawah kepemimpinan Gubernur Mayjen (Purn) Yulius Selvanus dan Wakil Gubernur Dr Victor Mailangkay produktivitas kelapa akan meningkat signifikan.
Tuuk, turut menyuarakan dukungan. Ia menyebut bahwa pemerintahan YSK-Victory memiliki perhatian besar terhadap petani dan terbukti mampu membangun kepercayaan semua pihak.
“Cara berpikir mereka jelas — bagaimana masyarakat Sulut, khususnya petani, bisa lebih sejahtera. Kami dari LSM memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada gubernur dan wakil gubernur atas kontribusi besar mereka,” kata Tuuk.
Pelaku industri kelapa, Ir. Lucky Kiolol, MSi dari PT Royal Coconut, juga optimis dengan masa depan industri kelapa di Sulut. Ia mengungkapkan bahwa berbagai bentuk dukungan dan bantuan bagi kelompok tani tengah dipersiapkan.
“Kami dari industri akan terus hadir bagi petani. Ini kerja besar bersama untuk kejayaan kelapa Sulut,” ungkap Kiolol.
FGD ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk menjaga eksistensi kelapa sebagai komoditas andalan Sulawesi Utara dan menolak kelapa sawit berkuasa di Sulut.
(*/Jane)