Regional

Lakukan Kunker di Sulut, KKP Serahkan Pinjaman Dana Bergulir dan Sejumlah Bantuan

BOLMORA.COM, SULUT – Rombongan dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) Republik Indonesia melakukan Kunker (kunjungan kerja) di Provinsi Sulut (Sulawesi Utara).

Rombongan yang dipimpin langsung Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, didampingi Direktur LPMUKP (Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan) Syarif Syarial, Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, Dirjen Tangkap M. Zulficar, Dirjen PRL (Pengelolaan Ruang Laut) Aryo Hanggono, dan Dirjen PSDKP (Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan) TB. Haeru Rahayu, tiba di Bandara Sam Ratulangi pada Kamis (11/6/2020).

Dalam kunjungan tersebut, rombongan KKP disambut langsung oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey, dan Wakil Gubernur Steven O.E. Kandou, beserta pejabat Pemprov Sulut lainnya.

Keesokan harinya, Jumat (12/6/2020), menteri dan rombongan, didampingi Gubernur Sulut Olly Dondokambey, akil Gubernur Steven O. E. Kandou, Ketua DPRD Sulut Andrei Agouw, Kapolda Sulut Irjen Pol. Drs. Royke Lumowa, M.M, dan Danlantamal (Komandan Pangkalan Utama TNI AL) VIII Manado Brigadir Jenderal TNI (Mar) Donar Philip Rompas, menghadiri sejumlah agenda. Di antaranya, menyambangi PPP (Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan) dan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Tumumpa, Kecamatan Tuminting, sekaligus menyerahkan sejumlah bantuan dan PDB (Pinjaman Dana Bergulir) yang berasal dari LPMUKP, kepada para penerima masing-masing, KUB (Kelompok Usaha Bersama) Nelayan Aldira Desa Belang, Kecamatan Belang, Kabupaten Mitra (Minahasa Tenggara) sebesar Rp1.480.000.000, KUB Nelayan Hafara Desa Molompar Timur, Kecamatan Belang Kabupaten Mitra sebesar Rp1.000.000.000, KUB Nelayan Bersama Kita Bisa Desa Inobonto II, Kecamatan Bolaang, Kabupaten Bolmong (Bolaang Mongondow) sebesar Rp1.000.000.000, Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan) Tambak Jaya Manado sebesar Rp500.000.000, Pokdakan Gift Nusantara Rp135.000.000, dan penerima pinjaman perorangan yang besarasl dari  Kabupaten Minahasa Utara sebesar Rp100.000.000.

Selanjutnya, rombongan melakukan peninjauan lokasi tambak udang di PT. Celebes New Hope, Kabupaten Minsel (Minahasa Selatan), sekaligus membagikan bantuan sebanyak 198 paket sembako bagi warga terdampak covid-19 di Desa Bajo.

Selain itu, menteri dan rombongan Gubernur Sulut juga mengunjungi lokasi Coral Stock Center Malalayang, snorkling dan penyerahan bantuan secara simbolis, snorkling stock assessment terumbu karang, sekaligus menyerahkan bantuan dan sertifikat rak karang buatan, ikan sehat bermutu, penyerahan sertifikat HACC dan CPIB supplier dan penyerahan no register ekspor tujuan Korea dan China.

Kunjungan tersebut dilanjutkan dengan meninjau kawasan budidaya ikan nila di Desa Tetey, Kabupaten Mitra.

Dalam sambutannya, Menteri Edhy mengatakan, Sulut memiliki potensi yang sangat besar, sebab wilayah penangkapan ikannya sangat luas.

“Kalau kita melihat provinsinya, sebelah utara laut, sebelah selatan juga laut. Belum lagi didaratannya, banyak sekali sumber perairan darat yang bisa dioptimalkan, baik itu untuk budidaya perikanan maupun untuk budidaya yang lainnya,” katanya.

Menteri meyebut, Sulut tidak hanya sebagai pulau terujung perbatasan, tapi Sulut adalah daerah yang menghasilkan devisa negara besar dan sangat berpotensi menghasilkan devisa yang besar lagi.

“Di sektor kelautan dan perikanan, kami melihat banyak hal yang hanya satu kebijakan kita ambil dan itu bisa berjalan. Salah satunya adalah bagaimana kita akan menghidupkan Bitung, melalui kawasan ekonomi khusus di Bitung. Selanjutnya, kita akan mengembangkan seluruh daerah perairan di pesisir Sulut,” cetus Edhy.

Untuk memajukan sektor perikanan Sulut, menteri juga menjanjikan bantuan kepada Pemprov Sulut, termasuk kemudahan perizinan kapal bagi nelayan.

“Seandainya saja kita semua fokus untuk bersama-sama berkontribusi, saya sangat yakin sektor kelautan dan perikanan, sektor perikanan budidaya dan sektor perikanan tangkap akan menjadi unggulan pertama di Sulut . Kami dari kementerian berkomitmen untuk membantu. Silahkan pak gubernur, cukup kirim kadis, baik kadis provinsi, kadis kabupaten untuk mengingatkan kami apa yang dibutuhkan di sini. Insha Allah kami segera penuhi,” ungkap menteri.

Menteri juga menyatakan bahwa, pelaku usaha perikanan di provinsi Sulut tidak perlu khawatir, meskipun wabah Covid-19 tengah melanda dunia. Kata dia, pemerintah hadir melalui KKP untuk bekerja bersama rakyat dengan cara menggandeng berbagai pihak untuk dapat bersama-sama menghadapinya.

“Permasalahan seperti pemasaran produk perikanan, baik budidaya maupun tangkap telah kami carikan solusinya, yakni dengan menggandeng Kementerian BUMN untuk membackup hasil produksi. Melalui Perindo, Perinus maupun Kliring Berjangka. Kami yakin, hasil produksi perikanan dapat terserap, karena sudah disiapkan anggaran yang cukup banyak untuk mengatasi hal ini,” jelasnya. 

Dia menegaskan, melalui kolaborasi serta kerja sama, tidak ada yang tidak mungkin, program akan sukses. KKP siap membantu akses permodalan melalui BLU LPMUKP dan KUR.

Menteri mengaku optimis Indonesia dapat segera bangkit melalui industri sektor kelautan dan perikanan yang menjadi andalan pada masa akan datang. Saat ini, harga udang mencetak rekor tertinggi walaupun di tengah wabah pandemi Covid-19 yang melanda. Ini menjadi bukti nyata bahwa pasar global memiliki permintaan yang tinggi terhadap produk perikanan Indonesia.

“Saya yakin hal yang sama juga akan terjadi pada produk ikan air tawar. Namun, diperlukan sistem yang lebih baik agar dapat terwujud. Nah, dengan kedatangan KKP langsung ke tengah masyarakat, kami harap dapat memecahkan berbagai masalah yang ada di sektor kelautan dan perikanan serta membuat Indonesia menjadi pemenang dalam menghadapi pandemi Covid,” pungkas Edhy.

Sementara itu, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, mengapresiasi perhatian pemerintah pusat atas sektor perikanan. Sehingga, berdampak bertambahnya jumlah investasi di sektor perikanan di Sulut.

“Atas nama Pemprov Sulut sangat berterima kasih ada investasi yang mulai masuk di sini, dan akan menjadi salah satu contoh bagi para pengusaha tambak yang ada di Sulut, supaya mereka bisa ditarik. Karena, apa yang bisa kita lihat sekarang adalah suatu hal yang sangat baik dan baru di Sulut. Biasanya petambak udang di Sulut biasa aja dari air payau, tapi kalau ini memang mekanisasi berjalan dengan baik,” kata Olly.

Olly juga menyebut rencana untuk membantu petambak udang meningkatkan volume penjualan udang, dengan menjadikan udang sebagai oleh-oleh bagi turis mancanegara yang berlibur di Sulut.

“Ke depan Pemprov juga akan membantu para petambak udang di Sulut. Nanti kita akan bikin program mislanya satu kelompok dapat tiga tambak. Sehingga, perairan di Sulut bisa dimanfaatkan dengan sebenra-benarnya. Karena kita tahu, Sulut ini pesisir pantainya banyak, dan banyak turis yang selama ini membeli udang kita yang dibeli dari Makassar. Mudah-mudahan bukan kita beli lagi, malah kita sudah bisa ekspor lewat oleh-oleh turis setiap pulang ke daerah,” pungkas Olly.

Sekadar diketahui, kunjungan kerja di Proviinsi Sulut merupakan penutup rangkaian kunjungan kerja KKP selama lima hari di Pulau Sulawesi, yang dimulai  dari Kabupaten Mamuju, Kota Palu, Kabupaten Pasangkayu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo Utara, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Utara.

Urut hadir dalam kunjungan kerja KKP di Provinsi Sulut, Koordinator Pendamping LPMUKP Cliff D. Roho, Pendamping Manado Rinto Sarese, Pendamping Talaud Edward Arunde, Pendamping Tomohon, Minahasa, dan Minut Wenny Rantung, Pendamping Mitra-Minsel Rinaldy Kuhu, dan Pendamping Bitung Hendra Michael, serta para pejabat di lingkungan Pemprov Sulut.

(*/Gnm)

Editor

Berita yang masuk dari semua Biro akan di Edit terlebih dahulu oleh Tim Editor Media Bolmora.com kemudian di publish.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button