Rubrik

MENINGKATKAN MINAT BACA PESERTA DIDIK

Oleh: SUTARJO PAPUTUNGAN, M.Pd.I

JARANG yang tahu kalau tanggal 17 Mei merupakan Hari Buku Nasional, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional oleh Pemerintah bertepatan dengan peresmian Perpustakaan Nasional di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1980. Tujuannya agar minat baca masyarakat Indonesia semakin meningkat, dan orang Indonesia sadar bahwa membaca itu harus sudah menjadi kebutuhan, apalagi bagi umat Islam merupakan ajaran pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW, yakni iqra; bacalah. Minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca, minat baca dengan didukung oleh sarana dan prasarana untuk membaca akan menumbuhkan kebiasaan membaca (reading habit), dan selanjutnya akan berkembang menjadi budaya baca di dalam lingkungan sekolah . Minat baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan karena minat baca adalah suatu keterampilan yang diperoleh setelah seseorang di lahirkan, bukan keterampilan bawaan. Upaya meningkatkan minat baca adalah upaya memfasilitasi dan mempromosikan kegiatan membaca.

Peran Sekolah dan Guru

Membaca merupakan keterampilan dasar untuk belajar dan untuk memperoleh kesenangan. Menumbuh-kembangkan perhatian dan kesukaan membaca adalah bahagian dari proses pendidikan. Pendidikan harus mempersiapkan peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat. Oleh karenanya sekolah harus memberikan keterampilan kepada peserta didik cara untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan. Pengalaman atau pengetahuan bagaimana cara menemukan informasi jauh lebih penting dari pada informasi itu sendiri. Guru harus mendorong para peserta didik untuk memperoleh keterangan atau informasi dengan membaca secara perorangan, atau kelompok. Untuk itu guru harus memberikan tugas yang mengarah pada usaha untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui kegiatan membaca.

Di kebanyakan sekolah peserta didik berharap para guru mereka menyediakan semua bahan pelajaran, dan buku, untuk memperoleh bahan bacaan atau informasi secara individu. Akan tetapi sebagian guru jarang memberikan tugas kepada peserta didik, yang mengarah pada usaha untuk mendapatkan informasi melalui kegiatan membaca secara individu. Hal ini tidak sepenuhnya menjadi kesalahan guru, tetapi kemungkinan karena tidak tersedianya atau terbatasnya infrastruktur (ruang perpustakaan) yang dimiliki oleh sekolah. Jika keadaan seperti itu terus berlangsung tanpa adanya usaha perbaikan dikhawatirkan budaya baca para peserta didik kita akan sulit berkembang. Sikap peserta didik terhadap bacaan akan berkembang ke luar sekolah, dan keadaan ini tentu tidak mendukung atau mengarah pada pertumbuhan kebiasaan membaca secara luas di dalam lingkungan sekolah.

Untuk mengatasi hal seperti itu, perlu dilakukan perbaikan antara lain: dengan memperbaiki sistem pendidikan yang mengarah pada literasi atau membaca di sekolah, memperbaiki fasilitas dan karakteristik pelayanan perpustakaan sekolah. Setiap institusi yang membawahi penyelenggaraan sekolah harus membuat kebijakan yang berkaitan dengan kedua hal tersebut. Salah satu kebijakan yang terpenting dan mungkin yang pertama harus dilakukan adalah mengupayakan dan menetapkan persentase anggaran belanja untuk perpustakaan sekolah dari anggaran sekolah misalnya sebesar dua atau tiga persen setiap tahun.

Minat Baca Spontan dan Terpola

Minat baca adalah keinginan dan kemauan yang kuat untuk selalu membaca setiap ada kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca. Ciri-ciri orang yang memiliki minat baca tinggi antara lain:

  • Memanfaatkan waktu luang untuk membaca
  • Suka mencari waktu dan kesempatan untuk membaca
  • Senantiasa berkeinginan membaca
  • Melakukan kegiatan membaca dengan senang hati.

Peningkatan minat baca peserta didik perlu dilakukan secara terus menerus dengan selalu berupaya meningkatkan keterampilan membaca secara memadai. Membaca merupakan suatu pengalaman yang memungkinkan terjadinya peristiwa belajar pada diri seseorang. Melalui membaca seseorang memperoleh fakta, konsep, prinsip, dan lainnya tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kegiatan membaca juga dapat dilakukan hampir di setiap saat. Selain itu dengan membaca kita tidak harus melakukan pengamatan secara langsung pada obyek tertentu (dalam beberapa hal). Bertolak dari membaca, kita dapat berdiskusi mengenai hal yang harus dipecahkan. Penumbuhan dan pemeliharaan minat baca diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Sebaliknya, dengan minat belajar yang tinggi diharapkan dapat menumbuhkan budaya baca.

Dalam psikologi belajar disebutkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Belajar bukan hasil melainkan proses terus menerus yang dilakukan secara sadar. Proses yang dimaksud di sini adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu atau lebih tahu tentang sesuatu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan dari tidak sopan menjadi sopan. Guru perlu memotivasi peserta didiknya untuk membaca. Untuk itu guru perlu membimbing atau memberi latihan khusus membaca cepat dan membaca pemahaman. Dengan demikian mereka akan canggung dengan tuntutan belajar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut Gane (Badawi, 1995) minat baca dibagi menjadi 2 yaitu minat baca spontan adalah minat baca terpola. Minat baca spontan adalah minat baca yang tumbuh dari motivasi si pembaca atau peserta didik. Minat baca terpola berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Menurut Dowston dan Bamman (Nurlaili, 1992), faktor yang mempengaruhi minat baca antara lain:

  • Terpenuhinya kebutuhan dasar lewat bahan bacaan
  • Kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya
  • Tersedinya buku bacaan yang memadai; jumlah dan ragam bacaan yang disenangi
  • Tersedianya perpustakaan baik formal maupun non formal
  • Peran kurikulum yang memberikan kesempatan membaca secara periodik di perpustakaan.
  • Saran-saran teman sebagai faktor eksternal.
  • Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.

Upaya untuk menumbuhkan dan memelihara minat baca spontan pada peserta didik, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

  • Tanamkan dalam diri peserta didik suatu keyakinan dan komitmen bahwa melalui membaca akan memperoleh banyak keuntungan seperti bertambah wawasan, semakin arif, dan bertambah ilmu pengetahuan karena membaca adalah guru yang terbaik Reading Is The Best Teacher
  • Ciptakan keadaan sosial dan fisik yang mendukung terpeliharanya minat baca
  • Ciptakan suatu tantangan yang dapat mendorong dan menuntut peserta didik untuk membaca
  • Sediakan waktu dan bahan bacaan yang memadai dan menarik
  • Ciptakan suasana nyaman dan jauh dari kebisingan.

Selanjutnya pengembangan minat baca peserta didik yang dilaksanakan secara terpola, yaitu pembiasaan literasi di sekolah diintegrasikan dengan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan di perpustakaan sekolah. Untuk itu guru mata pelajaran dan pustakawan perlu memotivasi peserta didik, agar mereka berminat melakukan kegiatan membaca buku (pustaka). Dengan pengembangan minat baca terpola, peserta didik akan lebih termotivasi ke perpustakaan untuk membaca dalam rangka belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar upaya untuk menumbuhkan dan memelihara minat baca peserta didik dapat dilakukan guru dengan beberapa cara seperti menggunakan metode inquari perpustakaan, tugas membuat kliping, tugas membuat laporan hasil bacaan dan sebagainya. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas, harus mampu mendorong dan mengembangkan minat baca peserta didiknya. Usaha guru untuk mengembangkan minat baca peserta didik yang dilakukan secara terpola, yaitu diintegrasikan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas atau di perpustakaan sekolah, dapat ditempuh dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

  • Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus. Langkah ini ditempuh dengan maksud untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang kegiatan belajarnya dapat diintegrasikan dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
  • Mengidentifikasi koleksi pustaka yang menunjang proses pembelajaran standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditemukan.
  • Menyusun jadwal, kegiatan, dan deskripsi tugas peserta didik (individu maupun kelompok) yang dilaksanakan di perpustakaan bersama-sama antara guru mata pelajaran dan pustakawan.  
  • Mengkoordinasikan program dengan sekolah dalam hal ini wakil kepala sekolah urusan kurikulum.
  • Menetapkan jadwal yang telah dibuat
  • Membimbing peserta didik tentang teknik membaca pemahaman yang efektif dan efisien.

Tidak dapat dipungkiri bahwa timbulnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berkembangnya cabang ilmu pengetahuan antara lain jasa perpustakaan sebagai sumber informasi. Oleh karena itu perlu ditanamkan sejak dini, kesadaran untuk mencintai buku, gemar membaca, dan belajar, karena akan meningkatkan cara berfikir kreatif yang sangat berpengaruh pada pengembangan kreatifitas peserta didik.

Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat peserta didik harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas karena :

  1. Kurangnya dorongan dari para guru agar peserta didik membaca secara rutin
  2. Banyaknya hiburan televisi dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat  perhatian peserta didik untuk menjauhi buku
  3. Sifat malas yang merajalela
  4. Kurang menariknya perpustakaan sekolah bagi peserta didik
  5. Buku dirasakan oleh peserta didik sangat mahal.

Solusi agar minat baca peserta didik meningkat yang pertama adalah memotivasi peserta didik untuk mewujudkan minat baca yang tinggi. Selain peran serta guru dalam meningkatkan minat baca, orang tua pun berperan aktif membantu meningkatkan minat baca peserta didik. Dengan adanya kerja sama antara guru dan orang tua serta membuat kegiatan yang kreatif dan edukatif diharapkan dapat membangun minat baca di kalangan peserta didik di lingkungan sekolah. Yang kedua memberikan pemahaman bahwa pentingnya membaca, dan membuat suasana perpustakaan menjadi nyaman agar peserta didik semakin betah di perpustakaan. Harapan saya minat baca peserta didik di Indonesia bisa sejajar dengan pendidikan di Negara-negara lain yang minat bacanya jauh lebih baik. Bagaimana bangsa kita bisa cerdas jika setiap pelajarnya enggan untuk membaca. Tinggi rendahnya minat baca suatu bangsa amat menentukan kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia sangat menentukan perkembangan suatu bangsa.(**)

*Penulis adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPD AGPAII) Kota Gorontalo & GPAI SMP Negeri 2 Kota Gorontalo.

Editor

Berita yang masuk dari semua Biro akan di Edit terlebih dahulu oleh Tim Editor Media Bolmora.com kemudian di publish.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button